Kiat-Kiat Menjadi Pembicara Yang Menarik

Kiat-Kiat Menjadi Pembicara Yang Menarik

Menjadi pembicara yang menarik untuk berbicara di depan umum memang bukanlah hal yang mudah, banyak hal yang perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan suasana dan kondisi saat berbicara. Misalnya berbicara di depan ratusan orang dengan suasana riuh tentunya harus menggunakan pengeras suara, atau berbicara di depan pendengar yang mayoritas jauh dari pendidikan tentunya harus menjauhkan kosa kata bicara dari istilah-istilah yang tidak dimengerti.

Berbicara di depan umum haruslah memiliki mental yang kuat alias tidak gerogi. Karena beberapa pembicara merasa gerogi atau gugup ketika berhadapan dengan ratusan pendengar sehingga dari kegugupan tersebut menyebabkan tidak konsentrasi saat berbicara hasilnya pun yyang dibicarakan tidak terarah. Pendegar pasti sangat anti dengan pembicara seperti itu, alih-alih membuat pendengar mengerti, pembicara sendiri saja kadang tidak mengerti apa yang disampaikan.

Nah, melihat memang adanya fakta sedemikian di lapangan, saya mencoba berbagi pengetahuan atau kiat-kiat seputar cara agar menjadi pembicara yang menarik. Maksudnya adalah menjadi pembicara yang disenangi dan tidak membosankan. Baik itu berbicara sebagai guru di depan kelas, atau berbicara sebagai narasumber pada sebuah acara.

1. Menentukan Topik
Menjadi pembicara haruslah menentukan topik terlebih dahulu terkait apa yang akan disampaikan. Dan topik terus harus sudah dirangkum dalam sebuah buku atau dalam bentuk slide power point. Karena apa jadinya jika seorang pembicara tidak tahu sama sekali apa yang ingin dia bicarakan.

2. Menguasai Bahan
Sesudah menentukan topik atau pembahasan, maka pembacara harus pula menguasai bahan atau topik pembicaraan tersebut. Jika seorang pembicara tidak menguasai bahan makan akan sulit untuk membuat audien atau para pendegar mengerti dari apa yang disampaikan. Dan jika seandainya audien mengajukan pertanyaan tentulah akan sulit atau bahkan tidak mampu dijawab karena tidak menguasai bahan.

3. Harus Kreatif
Kreatif memang mesti ada dalam setiap hal. Begitu juga dalam menjadi seorang pembicara. Seorang pembicara haruslah kreatif, misalnya dengan menyajikan humor sebelum memulai sebuah topik pembahasan agar pendegarnya tidak mengantuk atau bosan. Sehingga dengan adanya humor mereka akan tertawa dan seakan kembali segar. Atau ketika pembahasan sedang berlangsung seskali selingi dengan teka-teki agar mereka tidak bosan dan merasa terlibat dalam pembicaraan.

4. Memiliki Retorika yang Bagus
Retorika memang tidak bisa kita lepaskan dari konteks berbicara. Karena retorika sendiri adalah seni dalam berbicara, atau bisa kita katakan keindahan dalam berbicara. Berbicara juga harus memiliki seni agar indah, seperti mengatur nada bicara. Ketika pembicaraan tentang kesedihan maka nada bicara juga harus sedih agar pendegar terbawa suasana bicara dan target pemahaman pun tercapai. Begitu juga sebaliknya ketika isi pembicaraan tentang kemarahan atau semangat maka nada bicara pun harus disesuaikan. Apa jadinya jika berbicara tentang semangat tetapi nada bicara loyo dan terlihat sangat tidak semangat. Tentu saja pendengar merasa jengkel dan tidak suka atau bahkan meninggalkan pembicara. Dan kesemua itu tidak terlepas dari tatakrama atau kesopanan dalam berbicara.

5. Menguasai Media
Seiring semakin canggihnya teknologi, kian banyak media-media baru bermunculan. Dulunya seorang pembicara mungkin hanya menggunakan papan tulis hitam atau white board, sekaran sudah menggunakan proyektor yang menampilkan gambar dari komputer atau laptop menjadi ukuran besar. Atau bisa disebut layar tancap. Nah, seorang pembicara harus tau mengoperasikan alat tersebut. karena jika sewaktu-waktu pembicara dihadapkan dengan alat-alat tersebut, maka menjadi canggung jika seorang pembicara sama sekali tiadk mampu mengoperasikan alat atau media tersebut.

6. Penyesuaian
Maksud dari penyesuaian disini adalah penyesuan antara cara bicara dengan pendegar. Seperti yang sedikit saya singgung di atas tadi. Jika pembicara dihadapkan dengan masyarakat desa maka gaya bicara, bahasa, dan tutur haruslah disesuaikan dengan adat atau budaya di desa tersebut. misalnya mereka rata-rata jauh dari pendidikan, tentu bukan ide yang baik jika pembicara menggunakan istilah-istilah seperti asimilisas, komoditas, efesiensi dan lainnya yang mereka tidak mengerti. Begitu juga jika misalnya berbicara di hadapan orang-orang intelektual seperti mahasiswa atau pejabat-pejabat, tidak masalah menggunakan istilah-istilah tersebut bahkan istilah bahasa inggris sekalipun.

1 Response to "Kiat-Kiat Menjadi Pembicara Yang Menarik"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel