Pantaskah Surga Untuk Kita?

Pantaskah Surga Untuk Kita?


Dalam hidup ini banyak hal yang perlu kita pelajari. Jika kita berbicara tentang hubungan baik dengan Pencipta dan hubungan baik dengan manusia, maka sejatinya kita memiliki tanggung jawab yang teramat besar dalah hidup. Artinya kita bukan saja hidup untuk melangsungkan kehidupan diri sendiri, memikirkan diri sendiri, berjuang untuk diri sendiri, mendapat ilmu sendiri dan sebagainya. Bukan. Kita juga harus mementingkan orang lain yang berada di sekitar kita, orang-orang yang tidak mampu, orang miskin dan anak-anak yatim. Itu adalah kewajiban bagi kita. Karena selain dari orang-orang yang melalaikan shalat, yang termasuk mendustakan agama juga mereka yang menghardik anak yatim dan tidak mau membantu orang miskin.

Tetapi dalam fakta yang ada di kehidupan sehari-hari, mungkin kita sendiri malu untuk mengakui dan menyebutnya. Sudahkah kita berbagi harta kepada mereka yang membutuhkan? Adakah kepedulian kita terhadap anak-anak yatim dan orang-orang miskin? Bahkan kita memvonis, “makanya berusaha agar tidak miskin”. Kadang kita berkata demikian. Padahal tak sepantasnya. Karena Tuhanlah yang mengizinkan adanya orang miskin di dunia ini. Bisa saja di dunia ini semua orang kaya, lalu siapa yang akan menanam padi, siapa yang akan menanam sayuran? Mengolah gula, mengolah garam? Mungkinkag robot yang sama sekali melakukannya tanpa campur tangan orang lain. Robotkan yang menanam padi? Oke saja kalau menanam padi, robotkah yang akan memilih bibit unggul, yang mana layak disemai dan mesti di buang? Tidak. Tentu saja harus campur tangan manusia. Merekalah yang kadang disebut kelas bawah.

Sedih memang, apa lagi jika kita berbelanja ke pasar. Pasti kita temukan orang-orang cacat yang berada di sudut-sudut pasar menengadahkan tangan meminta belas kasihan orang-orang agar kiranya memberi sedikit uang. Tetapi hanya segelinitr orang yang peduli, yang lain seakan tuli dari kesadaran untuk memberi. Padahal tidak akan jatuh miskin seseorang hanya karena memberi. Malahan Tuhan akan menambah harta bagi orang-orang yang gemar bersedekah.

Lalu, sudahkah kita merasa menjalankan perintah-perintah Tuhan yang maha Esa itu? Dan kita merasa sudah beriman dan pantas masuk surga? Kita beribadah di masjid, tetapi tetangga kita kelaparan, kita membaca yasin tetapi anak yatim terlantarkan. Kalau bukan kita yang peduli siapa lagi di negeri ini yang akan berbakti tanpa janji. Kita, kita lah yang harus lakukan itu. Karena dibalik senyum kita ada senyum orang lain yang kadang kita renggut tetapi kita tak sadar. Dalam tawa kita ada tawa orang lain yang kadang kita rebut tetapi tak langsung. Kita itu bersaudara, begitu islam mengajarkan. Bukankah dalam setiap do’a kita dianjurkan mencantumkan seluruh orang muslim dan beriman? Jika begitu masih kah kita tidak peduli?

Mari pikirkan sekali lagi dan renungkan dari lubuk hati paling dalam. Sudah pantaskah aku mendapat surge? Tanyakan itu pada diri masing-masing. Dan lihat, adakah sedekah kita berikan, berinfak di jalan Allah, membantu orang-rang miskin, menolong orang lemah dan peduli terhadap anak yatim? Jika belum, mulailah untuk melakukan hal itu. Karena Tuhan tak pernah tidur melihat ketulusan serta keikhlasan hamba-Nya.

0 Response to "Pantaskah Surga Untuk Kita?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel