Pengaruh Usia Terhadap Tingkat Kecerdasan Otak
Para ilmuwan pernah menghasilkan sebuah kesimpulan yang rancu karena beberapa penelitian yang gagal dan tidak diinterpretasikan secara benar. Deduksi itu berbunyi : setiap kali usia kita bertambah, maka kemampuan berpikir kita juga semakin menurun. Padahal secara faktual , yang terjadi justru sebaliknya dan lebih baik dari sekadar kesimpulan itu.
Cara penggunaan sel-sel saraf sebenarnya terus berganti dan berubah. Sampai usia antara 30-40 tahun, “kecerdasan elastis” setiap orang terus menguasai permukaan otak. Hasilnya, mereka bisa lebih cepat menangkap pelajaran, lebih mudah menghafal, lebih cermat bahkan sigap dalam memecahkan berbagai permasalahan hidup.
Itulah keunggulan mendasar yang dimiliki kecerdasan jenis ini : kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah baru.
Artikel terkait : Benarkah Kecerdasan Adalah Faktor Keturunan?
Artikel terkait : Benarkah Kecerdasan Adalah Faktor Keturunan?
Hebatnya, berbagai lapangan kerja yang menggunakan kecerdasan jenis ini selalu melahirkan “jenius-jenius baru” dari kalangan muda. Sebagaimana kita ketahui, banyak pakar matematika dan fisika telah menorehkan hasil temuan terbesar mereka sebelum usia mereka mencapai empat puluh tahun.
Ketika memasuki pertengahan usia tiga puluhan, “kecerdasan elastis” ini pun mulai berkurang sedikit-demi sedikit untuk kemudian digantikan oleh kecerdasan lain yang disebut “kecerdasan yang mengkristal” (crystallized ability). Kecerdasan jenis inilah yang kemudian sering disebut oleh para ahli dengan nama “pengalaman” atau “kebijaksanaan”.
Jadi, “kecerdasan yang mengkristal” adalah anak kandung dari “kecerdasan elastis” dan buah pengetahuan yang telah didapat. “Kecerdasan yang mengkristal” tumbuh sedikit demi sedikit dan akan berkurang dalam tempo yang sangat lambat.
Pada gilirannya, semua pengalaman terhadap “norma-norma baru” akan menjadi aspek utama dalam implementasi pengetahuan dasar ini, dan akan mengubah segalanya.
Kami sepakat dengan pendapat yang menyatakan bahwa orang lanjut usia lebih lambat dalam menjawab kecerdasan cara cepat. Akan tetapi jumlah rata-rata kosakata yang mereka miliki ternyata bisa mencapai 6000 kata. Sementara itu, seorang pelajar atau mahasiswa biasanya hanya mampu mengingat 2000 kosakata saja.
Kami juga sepakat dengan pendapat yang menyatakan bahwa kemampuan orang-orang lanjut usia dalam menjaga kesadaran dan konsentrasi lebih sedikti daripada orang muda. Contoh : orang lanjut usia tidak dapat menghafal sesuatu yang berkaitan dengan musik sebaik hafalan mereka ketika masih muda. Akan tetapi, mereka ternyata lebih komprehensif dan lebih teliti dalam memecahkan suatu masalah daripada kalangan muda.
Kecerdasan yang muncul setelah seseorang berusia 40 tahun sebenarnya berbeda dari kecerdasan biasa. Jenis kecerdasan seperti ini selalu membutuhkan bidang kerja yang bermacam-macam. Kecerdasan ini biasanya sangat dapat diterapkan dalam masalah politik, filsafat, atau beberapa jenis kreativitas intelektual lainnya.
Baca juga : Mengenal Bagian-Bagian Terpenting Otak
Kenapa Kita Harus Jadi Orang Kreatif?
Baca juga : Mengenal Bagian-Bagian Terpenting Otak
Kenapa Kita Harus Jadi Orang Kreatif?
Hanya saja umumnya orang berusia lanjut tidak pernah memerhatikan hal itu. Mereka justru mengeluarkan berbagai macam gangguan yang sebenarnya hanya menyerang “kecerdasan elastis” saja. Padahal, “kecerdasan elastis” bersifat implementatif dan cepat. Daripada bersusah hati karena kemampuan yang terus menerus menghilang itu, jauh lebih baik jika setiap orang mengembangkan berbagai “sel pengganti” yang diberikan oleh otak mereka masing-masing.
0 Response to "Pengaruh Usia Terhadap Tingkat Kecerdasan Otak"
Post a Comment