Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Maju

Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Maju


Semua orang tentu sudah tahu bahwa masing-masing pribadi kita adalah unik. Kita menjadi pribadi yang unik karena latar belakang dan pengalaman hidup yang kita lalui berbeda-beda. Salah satu yang unik dari diri kita adalah bakat.


Setiap orang memiliki bakat sendiri-sendiri. Umumnya, bakat-bakat itu masih terpendam, karena kita jarang menyadari kalau kita sebenarnya berbakat di bidang tertentu. Bakat terpendam ini, jika kita mampu menggalinya, akan membuat kita sendiri terheran-heran. Lebih-lebih setelah memanfaatkan kemampuan yang tersimpan dalam diri kita itu.

Syarat untuk bisa mengembangkan bakat-bakat yang terpendam tersebut adalah adanya hasrat dan tekad untuk terus belajar. Misalnya, ada seorang perempuan yang ketika masih SD dan SMP hampir selalu diabaikan oleh teman-temannya. Sebab, kepribadian perempuan itu dingin dan tidak menarik.

Namun, setelah duduk di bangku SMA, lebih-lebih ketika beranjak ke kelas dua dan kelas tiga, ia tampak begitu dinamis dan menjadi kesayangan teman-temannya. Malah, setelah lulus SMA, beberapa bulan kemudian ada kabar bahwa ia memperoleh beasiswa ke Eropa dengan spesifikasi ilmu mekanika.

Salah seorang familinya mengatakan bahwa ia dapat meraih kemajuan pada hari-hari akhir remajanya adalah karena ia mampu berpikir untuk mengembangkan bakat-bakat yang tersimpan dalam dirinya. Banyak lagi kisah orang yang pada masa kecil dan masa remajanya biasa-biasa saja atau malah diacuhkan oleh teman-teman, ketika dewasa dapat berhasil.

Kesuksesan itu tentunya diraih dengan tekad yang kuat untuk mengembangkan kualitas diri, dan memunculkan bakat-bakat yang terpendam.

Sekali lagi, syarat untuk meraih kejayaan adalah kita harus terus menerus tekun membelajarkan diri tanpa pernah mengenal jenuh. Ada orang sebagai contoh, pada mulanya kurang memiliki rasa percaya diri karena kurang terampil dalam berkomunikasi. Padahal, jika melihat latar belakang orang tua dan familinya, ia bukanlah orang yang bertipe pendiam dan kaku. Maka, ia kemudian mengasah dan menggembleng diri dengan tabah. Pada akhirnya, kekakuan-kekakuannya itu mencair ibarat es disengat terik matahari.

Banyak pula orang yang bertekad utnuk menjadi penceramah dan penyanyi. Tetapi, kekakuan dalam berbahasa adalah kendala utama. Kecuali, orang yang bersangkutan berani melatih diri. Orang yang sering dilanda kegugupan ketika mengekspresikan bahasa lisan disarankan menarik napas dalam-dalam beberapa kali sebelum memulai bicara. Menurut Dale Carnegie, tindakan-tindakan yang tidak boleh dilakukan ketika gugup di hadapan banyak orang adalah memperlihatkan kegelisahan seperti dengan membuka dan menutup kancing baju atau memutar-mutar pergelangan tangan.

Jika memang tak bisa, ada baiknya jika kita meletakkan tangan di belakang badan. Dengan cara demikian, walaupun kita, menggerak-gerakkan jari atau memutar-mutar pergelangan tangan tidak ada orang yang melihat dan tahu bahwa kita sedang diterjang kegugupan.

Modal untuk mengembangkan kemampuan sebagai orator bukanlah keberanian moral, melainkan kecakapan untuk menguasai saraf-saraf. Dengan rajin berlatih, kita akan mampu menguasai saraf dan diri kita sendiri. Kita pun harus tetap tekun dan jangan berhenti di tengah jalan. Jangan sampai istilah “hangat-hangat tahi ayam” menodai kapabelitas kita.

Salah satu kepuasan orang yang memiliki bakat memimpin adalah kemampuannya dalam mengendalikan orang lain, tentu saja dalam hal positif. Salah satu usaha untuk meraih wibawa seorang pemimpin adalah dengan mencoba menjumpai orang-orang yang mau belajar bersama dengan kita.

Saran lain untuk melatih diri dalam hal kepemimpinan adalah dengan cara berlatih di depan kawan-kawan, adik-adik, dan Keluarga sendiri. Namun rasa cemas dan takut dapat menganggu tercapainya hasil yang diharapkan. Perasaan ini timbul karena kebodohan dan keragu-raguan. Juga, disebabkan oleh kurangnya kepercayaan diri.

Keresahan dan ketakutan selalu timbul jika seseorang tidak tahu tindakan yang sesungguhnya harus dilakukan. Jika kita senantiasa berlatih, kegalauan itu perlahan-lahan akan lenyap.

Kita memang akan menjumpai kesulitan pada masa-masa awal berlatih mengembangkan bakat. Sebab, seperti dikatakan oleh orang bijak, bahwa setiap permulaan itu susah dan setiap akhir itu adalah mudah. Maka, seorang calon guru sering-seringlah berlatih berbicara dan seorang calon penulis kerap-keraplah menulis. Seorang orator pemula perlu menyediakan catatan-catatan singkat. Tak perlu malu. Waktu kecil, bukankah untuk berlatih berjalan kita juga perlu memegang meja atau kursi.

Sangatlah bijaksana jika setiap orang senantiasa mau dan mampu menggali dan mengembangkan bakat terpendam demi kemajuan diri dan kemajuan bangsa. Tidak ada kata terlambat untuk memulainya.

0 Response to "Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Maju"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel