Prinsip-Pinsip Dasar Persepsi yang Wajib Diketahui Guru
Persepsi bukanlah hal yang asing lagi dibicarakan, terlebih dalam ranah pendidikan. Persepsi itu sendiri adalah suatu proses yang berkaitan dengan masuknya pesan atau suatu informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihatan, pendengar, peraba, perasa dan pencium.
Bagi seorang guru, mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip yang bersangkut paut dengan persepsi sangatlah penting, karena :
1. makin baik suatu objek, orang, peristiwa atau hubungan diketahui, makin baik pula objek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut dapat diingat.
2. dalam pengajaran, menghindari salah pengertian merupakan hal yang harus dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah pengertian akan menjadikan siswa belajar sesuatu yang keliru atau yang tidak relevan; dan
3. jika dalam mengajarkan sesuatu guru perlu mengganti benda yang sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda tersebut, maka guru harus mengetahui bagaimana gambar atau potret tersebut harus dibuat agar tidak terjadi persepsi yang keliru.
Di bawah ini adalah beberapa prinsip dasar persepsi yang perlu diketahui oleh seorang guru supaya ia dapat mengetahui siswanya secara lebih baik dan dengan demikian akan menjadi komunikator yang efektif.
1. Persepsi Itu Relatif Bukannya Absolut
Manusia bukanlah instrument ilmiah yang mampu menyerap segala sesuatu persis seperti keadaan sebenarnya. Seseorang tidak dapat menyebutkan secara persis berat suatu benda yang dilihatnya atau kecepatan sebuah laju mobil yang sedang lewat, tetapi ia dapat secara relatif menerka berat berbagai benda atau kecepatan mobil-mobil. Dalam hal ini suatu benda dipakai sebagai patokan. Begitu juga dengan kecepatan mobil, sebuah mobil yang lewat diperkirakan lebih lambat, sama cepat atau lebih cepat dari mobil yang dipakai sebagai patokan.
Dalam hubungannya dengan kerelatifan persepsi ini, dampak pertama dari suatu perubahan rangsangan dirasakan lebih besar daripada rangsangan yang datang kemudian. Seseorang akan menggigil kedinginan pertama kali ia terjun ke dalam kolam renang.
Berdasarkan kenyataan bahwa persepsi itu relatif, seorang guru dapat meramalkan dengan lebih baik persepsi dari siswanya untuk pelajaran berikutnya karena guru tersebut telah mengetahui lebih dahulu persepsi yang telah dimiliki oleh siswa dari pelajaran sebelumnya.
2. Persepsi Itu Selektif
Dari banyak rangsangan yang ada, seseorang hanya akan memperhatikan beberapa rangsangan saja di sekelilingnya pada saat-saat tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa rangsangan yang diterima akan tergantung pada apa yang pernah ia pelajari, apa yang pada suatu saat menarik perhatiannya dan ke arah mana persepsi itu mempunyai kecenderungan. Ini berarti juga bahwa ada keterbatasan dalam kemampuan seseorang untuk menerima rangsangan.
Berdasarkan prinsip ini, dalam memberikan pelajaran seorang guru harus dapat memilih bagian pelajaran yang perlu diberi tekanan agar mendapat perhatian dari siswa dan sementara itu harus dapat menentukan bagian pelajaran yang tidak penting sehingga dapat dihilangkan agar perhatian siswa tidak terpikat pada bagian yang tidak penting ini. Seorang guru juga harus menjaga keadaan lingkungan tempat ia mengajar agar pesan yang datang dari lingkungan tersebut, seperti suara lalu lintas di luar kelas atau suara orang berbicara, tidak menyaingi pesan, yaitu pelajaran yang sedang ia sampaikan.
Selanjutnya seorang guru juga harus menjaga agar dalam satu kali penyajian atau pelajaran, ia tidak terllau banyak menyampaikan hal-hal baru sehingga melebihi batas kemampuan persepsi siswa.
3. Persepsi Itu Mempunyai Tatanan
Orang menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan. Ia akan menerima rangsangan tersebut dalam suatu wujud hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok. Jika rangsangan yang datang tidak lengkap, ia akan melengkapinya sendiri sehingga hubungan itu menjadi jelas.
Bagi seorang guru, prinsip ini menunjukkan bahwa pelajaran yang disampaikan harus tersusun dalam tatanan yang baik. Jika point-point pada pelajaran tidak disusun dengan baik, siswa sendiri akan menyusun point-point pelajaran tersebut dalam hubungan atau kelompok yang dapat dimengerti oleh siswa tersebut dan yang mungkin saja berbeda dengan yang dikehendaki oleh guru. Hasilnya adalah salah satu interpretasi atau salah pengertian.
4. Persepsi Dipengaruhi Oleh Harapan dan Kesiapan (Penerima Rangsangan)
Berbicara tentang persepsi, dalam hal ini kesiapan dan harapan si penerima pesan akan sangat menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterimanya dengan baik, selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata rapi dan demikian pula bagaimana pesan tersebut akan diinterpretasi.
Dalam pelajaran, guru dapat menyiapkan siswanya untuk pelajaran-pelajaran selanjutnya dengan cara menunjukkan pada pelajaran pertama urut-urutan kegiatan yang harus dilakukan dalam pelajaran tersebut.
Jika pada hari pertama guru mengajak berdo’a sebelum pelajaran dimulai, maka dapat dipastikan bahwa pada hari-hari berikutnya siswa akan menanti guru untuk memulai dengan do’a sebelum pelajaran dimulai.
5. Persepsi Seseorang atau Kelompok Dapat Jauh Berbeda dengan Persepsi Orang atau Kelompok Lain Sekalipun Situasinya Sama
Perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individual, perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Bagi seorang guru hal ini menunjukkan bahwa guru harus menggunakan metode berbeda agar dapat diperolehnya persepsi yang kurang lebih sama dengan persepsi yang dimiliki oleh kelas lain yang telah diberikan materi pelajaran serupa, dengan lain perkataan dapat dikatakan bahwa tidak ada satu pun metode yang akan mampu memberikan hasil yang sama pada kelas atau bahkan orang yang berbeda atau pada waktu yang berbeda.
Baca juga: Guru dan Kurikulum “Satu Kesatuan yang Tidak Terpisahkan”
Baca juga: Guru dan Kurikulum “Satu Kesatuan yang Tidak Terpisahkan”
0 Response to "Prinsip-Pinsip Dasar Persepsi yang Wajib Diketahui Guru"
Post a Comment