Sepenggal Harapan Pada Serpihan Malam

Sepenggal Harapan Pada Serpihan Malam


Jam tiga pagi, aku menyusuri tepian kota. Berharap ada warung nasi yg masih buka, jam segini perutku keroncongan, membuat aku tak bisa lelap. Terlebih saat berita tak enak dari kampung yang tadi kudengar via telpon sedikit mengganggu pikiranku. Juga mengganggu fokusku untuk kerja. Ah, sudahlah.

Speed under 20, motorku melaju dengan pelan, dingin kota Bukittinggi tetap saja terasa menembus poriku. Euh. Dingin sekali terasa, padahal Jaket musim dingin Made in Vietnam melekat di tubuhku.

Kutemukan jua akhirnya warung yang masih buka di persimpangan nyaris dekat dengan stasiun. Langsung kupesan nasi dengan menu ayam balado. Dan Aku pun makan, sekaligus sahur. Usai makan aku kembali menuju Kantor. Berharap tak ada data yang mesti difix, atau tak ada telepon dari Control Tower yang biasanya tak peduli jam berapa akan menelponku jika ada request Tsel.

Motorku tetap melaju dengan pelan, tak kuasa dingin itu kutahan. Biarlah kutembus ia perlahan. Euh.. dingin sekali.

Lalu, aku melihat sesuatu di salah satu sudut kota, di jalan yang biasa aku lewati. "Tukang sampah" sedang memilah-milah sampah untuk dipilih yang bisa dijual, seperti kardus bekas, botol bekas minuman, atau kaleng fanta yang mungkin harganya lumayan. Sebenarnya pemandangan itu sudah sering kusaksikan setiap kali aku menuju warung nasi favorit ku, tapi bukan di bulan puasa.

Tiba-tiba dingin yang melilit tubuhku menghilang oleh pemandangan itu. Tukang sampah itu seperti tak kenal dengan dingin yang mungkin mencekiknya, atau dia hanya tak peduli?

Aku bergumam, apa yang dipikirkan tukang sampah itu. Mungkin ia sedang berpikir untuk menemukan sepenggal Harapan pada serpihan malam. Demi mencari makan.

Sedang pemandangan sedih itu terekam di kepalaku, tersadar aku hampir melewati kantor.

Ah!
Bersyukur aku. Mendapat pelajaran kehidupan pada sisa malam.
Tukang sampah itu, semoga ia disayang Tuhan.

0 Response to "Sepenggal Harapan Pada Serpihan Malam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel