Megathrust dan Hoaks

Megathrust dan Hoaks


Tidak sanggup saya membayangkan, seperti apa bentuk negeri ini jika hari ini terjadi Megathrust, gempa besar yang menimbulkan Tsunami?, mau lari kemana?  kemana akan bersembunyi jika bencana itu tiba?

Indonesia dikenal dengan negeri rawan bencana,  disatu kesempatan Wagub Sumbar, Nasrul Abit menyebut Sumatera Barat merupakan Supermarket bencana.  (Padang Ekspres, Februari  2019). Menyimak perkembangan terakhir, rasanya tak berlebihan ungkapan  wagub Sumbar itu.

Sejumlah daerah di Sumatera Barat (28/2) tidak hanya dikejutkan guncangan Gempa darat Solok Selatan , namun juga gempa yang berpusat di laut  Kabupaten kepulauan Mentawai. Tepatnya di zona  megathrust.  Sekitar pukul 21.18 WIB, warga Kepulauan Mentawai dikejutkan guncangan gempa tektonik berkekuatan 5,1 SR yang kemudian dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 4,9 SR.

Episentrum gempa berlokasi dilaut wilayah samudera Hindia pantai Barat Sumatera pada jarak 24 km arah tenggara kota Tuapejat Mentawai pada kedalaman 35 km. akibat gempa ini sejumlah tetangga mengungsi kerumah tangga yang jauh  dan berada di ketinggian. .  (Padang Ekspres, 1 Maret  2019).

Dua hari Pasca gempa melanda solok selatan, masyarakat disekitar itu masih enggan beraktifitas diluar rumah . selain trauma akan gempa susulan. Saat ini korban gempa masih ketakutan dan cepat panic bila terjadi gempa susulan   (Padang Ekspres, 3 Maret 2019).

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Manardo mengingatkan agar warga Padang, Mentawai, dan pesisir barat Sumatera Barat bersiap menghadapi gempa Megathrust di Pulau Siberut Mentawai dengan kekuatan yang mencapai 8,9 skala Richter dan dapat menimbukan tsunami. (https://beritadewata.com. 18 Februari 2019).

Harap-harap cemas membaca berita diatas, terutama kita yang tinggal didaerah rawan bencana. Mujur sepanjang hari, malang sekejap mata. Kewaspadaan terhadap bahaya yang mengancam mesti ditingkatkan. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana sangat perlu, segera mungkin  mendapat informasi dan  pengetahuan mengenai mitigasi bencana.

Perlunya sosisalisasi mitigasi bencana, sangat sejalan dengan pendapat  Bloom (1979, hal 62) menegaskan bahwa perilaku individu sangat dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang.  Jadi,  pengetahuan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku, orang yang sudah mendapat pengetahuan mengenai mitigasi bencana akan berpengaruh terhadap sikap, dan perilaku dalam menghadapi bencana tiba.

Sebagai warga masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa dan Tsunami, khususnya Mentawai, tidak ada seorangpun yang tahu, kapan pastinya Megathrust tiba, walau kini, tampak dari luar kita seperti biasa-biasa saja, tenang-tenang saja, namun dalam hati kecil, ketika ada orang menyebut tentang Megathrust, nafas terasa sesak, turun naik, tak beraturan,.perasaan cemas diselimuti rasa takut tak bisa disembunyikan.

Rasa aman merupakan sesuatu yang mahal bagi kita yang tinggal didaerah rawan bencana, lalu siapa yang bisa memberikan jaminan kepastian rasa aman untuk warga daerah rawan bencana? Tidak hanya sekedar rasa aman, lebih kepada memastikan tempat yang dihuni warga kondisinya benar-benar aman?  Pemerintah dan pihak terkait harus mampu menjawab kebutuhan warga yang sangat mendesak  mengenai jaminan kepastian rasa aman, dan  menjamin kondisi tempat yang dihuni warga benar-benar aman ini, ini adalah soal hidup dan mati, soal  hajat hidup orang banyak.

Hidup aman, tentram dan damai adalah dambaan setiap orang, termasuk warga yang tinggal di daerah rawan bencana, saat ini focus bekerja pada bidang pekerjaan masing-masing tentu tidak boleh  diabaikan, karena hidup juga butuh makan, dan kebutuhan lain, namun dalam situasi, kondisi alam yang tidak menentu seperti sekarang, Tidak ada cara lain yang lebih baik selain mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan iman, kualitas ibadah.

Kisah perang nenek moyang menceritakan tentang sulit dan terancamnya setiap nyawa yang selalu diintai oleh musuh, tapi kini ketika hidup di zaman merdeka modern, tinggal didaerah rawan bencana, rasanya juga berat, karena kita tidak tahu kapan bencana datang, apakah sedang tidur atau terjaga.

Sungguh sangat tidak manusiawi, ditengah psikologis warga yang belum stabil akibat gempa akhir-akhir ini, berita Hoax bertebaran  di berbagai media mengenai prediksi  gempa besar Megathrust yang akan terjadi. Warga semakin bingung oleh berita yang tidak bertanggungjawab, Sementara itu kepala pusat gempa Bumi dan Tsunami BMKG  Rahmat Triyono menyebutkan bahwa informasi  yang memprediksi  akan terjadi gempa besar akhir februari adalah Hoaks  (Padang Ekspres, 15 Februari 20019). Kenyataannya kini berita itu memang Hoaks.

Menurut KBBI, Hoaks mengandung makna berita bohong, berita tidak bersumber. Menurut Silverman (2015), hoaks merupakan sebagai rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan, namun “dijual” sebagai kebenaran.  Semua orang berpotensi sebagai pembuat hoaks. Hoaks terkait dengan apa saja yang tidak benar adanya, namun dijual sebagai sebuah kebenaran dengan tujuan tertentu.

Ekstrim, sipenyebar hoaks, entah untuk berbagai kepentingan, atau ada yang sekedar iseng, kepiluan masyarakat yang terkena bencana gempa Tsunami di kota Palu dan Kabupaten Donggala , Provinsi Sulawesi Tengah , Oktober 2018 lalu juga tak luput dari serangan Hoaks. Hal ini membuat Presiden RI Joko Widodo menjadi geram. Presiden menyatakan hoaks di seputar bencana gempa tsunami di palu dan Donggala termasuk salah satu tindakan yang biadab dan pengecut.

Keprihatianan kepala Negara terhadap Hoaks, menjadi penting untuk diperhatikan. Mengingat begitu besarnya  jumlah pengguna internet dan media social. Pada tahun 2019 lebih dari separuh jumlah penduduk Indonesia  sudah melek dan mengetahui media social , dari total 268, 2 Juta penduduk Indonesia, 150 Juta sudah menggunakan media social. Pengguna media social di Indonesia paling banyak berada pada rentang usia 18-34 tahun. ( Kompas.com).

Dari pengungkapan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa hoaks dipesan oleh sekelompok orang dengan beragam kepentingan didalamnya, bahkan sekedar iseng. Hoaks diproduksi oleh orang-orang yang tidak bermoral dan beretikat buruk terhadap sesama.

Dalam konteks kebencanaan, Hoaxs menjadi informasi pembunuh paling berbahaya. Warga yang mengalami sakit jantung, akan mati mendadak mendapat kabar yang tidak bertanggungjawab tersebut. Stabilitas social ekonomi warga menjadi terganggu, dapat menurunkan produktifitas kinerja masyarakat, karena terpengaruh oleh hoaks, warga merasa cemas, panic akibat berita yang tidak jelas. Isu mengenai gempa besar harus disikapi secara bijak oleh masyarakat.

Dengan kecanggihan teknologi dan ilmu pengetahuan, peneliti boleh saja, memperkirakan kapan terjadinya megathrust, tapi siapapun dia tidak akan pernah bisa menentukan kapan pastinya Megahtrust itu terjadi, karena itu adalah wilayahNya pemilik alam raya ini.

Titik tekan dari tulisan ini adalah jangan sampai berita bohong Hoaxs  ikut memperparah keadaan masyarakat. Masyarakat yang tinggal didaerah rawan bencana seharusnya mendapat berita bahagia tentang harapan hidup . sungguh terlalu. hoaks yang dipesan oleh sekelompok orang dengan beragam kepentingan didalamnya yang disuguhkan kepada masyarakt yang bathinnya tengah berkecamuk dengan bahaya yang selalu mengintai nyawa mereka. Sangat tidak lucu  menjadi bahan lucu-lucuan jika Hoaks sengaja ditujukan untuk warga yang sedang panik.  Penindakan tegas dari penegak hukum terhadap penyebar Hoaks saat ini adalah keharusan. Bertobatlah !

Oleh: RAHMAT HIDAYAT
Alumni Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta/Guru SMPN 2 Sipora

0 Response to "Megathrust dan Hoaks"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel